Powered By Blogger

Sabtu, 02 Juli 2011

PERAN PONDOK PESANTREN DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL DALAM DAKWAH DEMONSTRATIF KARYA TULIS SANTRI

PERAN PONDOK PESANTREN DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL DALAM DAKWAH DEMONSTRATIF KARYA TULIS SANTRI

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Metodologi Dakwah
Dosen Pengampu : Drs. Ahmad Anas, M. Ag.


Disusun Oleh :

Nur Syafitri Ramadhani (091111043)



JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
PERAN PONDOK PESANTREN DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL DALAM DAKWAH DEMONSTRATIF KARYA TULIS SANTRI


I.PENDAHULUAN

Dakwah sebagai sebuah realitas, eksistensinya tidak dapat dipungkiri oleh siapa pun. Aktivitas dakwah pada hakikatnya sebagai proses penyelamatan umat manusia dari berbagai persoalan yang merugikan, karenanya kegiatan dakwah merupakan kerja dan karya besar manusia, baik secara individual maupun kelompok yang dipersembahkan untuk Tuhan dan sesamanya dalam rangka menegakkan keadilan, meningkatkan kesejahteraan, menyuburkan persaudaraan dan kebersamaan, serta mencapai kebahagiaan baik di dunia kini maupun di akhirat kelak.
Bersumber pada al-Qur’an sebagai kitab dakwah, Sunnah Nabi sebagai penjelas kitab dakwah, dan produk ijtihad para waratsah al-anbiya, dipahami bahwa dakwah merupakan kewajiban setiap muslim sebagai upaya transmisi, transformasi, difusi dan internalisasi ajaran Islam kepada umat manusia. Proses kerja dan karya besar manusia (dakwah) ini dalam implementasinya melibatkan unsur subyek (da’i), pesan (maudhu), metode (ushlub), media (washilah), dan obyek (mad’u) dan dana bertujuan untuk mewujudkan kehidupan individu dan kelompok yang adil, sejahtera, persaduaraan, kebersamaan, selamat dan bahagia dan memperoleh ridha Allah.1
Berdasarkan sumber dakwah agama Islam, diantara bentuk dakwah dari sisi cara penyampaian terbagi menjadi dua bentuk yaitu bi ahsani qawl (dakwah menggunakan media lisan) dan bi ahsani ‘amal (dakwah melalui peerbuatan) dalam menyampaikan ajaran agama islam bagi umat manusia.2

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Q. S. Fushshilat:33)
Metode dakwah bi ahsani qawl sendiri terbagi dalam bentuk kegiatan dakwahnya melalui tabligh dan irsyad. Tabligh memiliki beberapa metode utama yaitu: pertama, khithabah yaitu penyampaian dan penyebarluasan ajaran melalui bahasa lisan; kedua, khitabah yaitu penyampaian dan penyebarluasan ajaran melalui bahasa tulisan; dan ketiga i’lâm, yaitu proses penyiaran dan penyebarluasan ajaran Islam, baik secara lisan maupun tulisan dengan cara menggunakan media bail cetak maupun elektronik.

II.PEMBAHASAN

A.Mengenal Pondok Pesantren

Untuk memberi definisi sebuah pondok pesantren, harus kita melihat makna perkataannya. Kata pondok berarti tempat yang dipakai untuk makan dan istirahat. Istilah pondok dalam konteks dunia pesantren berasal dari pengertian asrama-asrama bagi para santri. Perkataan pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri.3 Maka pondok pesantren adalah asrama tempat tinggal para santri. Menurut Wahid, “pondok pesantren mirip dengan akademi militer atau biara (monestory, convent) dalam arti bahwa mereka yang berada di sana mengalami suatu kondisi totalitas.”4
Sekarang di Indonesia ada ribuan lembaga pendidikan Islam terletak diseluruh nusantara dan dikenal sebagai dayah dan rangkang di Aceh, surau di Sumatra Barat, dan pondok pesantren di Jawa.5 Pondok pesantren di Jawa itu membentuk banyak macam-macam jenis. Perbedaan jenis-jenis pondok pesantren di Jawa dapat dilihat dari segi ilmu yang diajarkan, jumlah santri, pola kepemimpinan atau perkembangan ilmu teknologi. Namun demikian, ada unsur-unsur pokok pesantren yang harus dimiliki setiap pondok pesantren. Unsur-unsur pokok pesantren, yaitu kyai. masjid, santri, pondok dan kitab Islam klasik (atau kitab kuning), adalah elemen unik yang membedakan sistem pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya.
a.Kyai:
Peran penting kyai dalam pendirian, pertumbuhan, perkembangan dan pengurusan sebuah pesantren berarti dia merupakan unsur yang paling esensial. Sebagai pemimpin pesantren, watak dan keberhasilan pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta ketrampilan kyai. Dalam konteks ini, pribadi kyai sangat menentukan sebab dia adalah tokoh sentral dalam pesantren.6
Istilah kyai bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan dari bahasa Jawa. Dalam bahasa Jawa, perkataan kyai dipakai untuk tiga jenis gelar yang berbeda, yaitu: (1) sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat; contohnya, “kyai garuda kencana” dipakai untuk sebutkan kereta emas yang ada di Kraton Yogyakarta; (2) gelar kehormatan bagi orang-orang tua pada umumnya; (3) gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada orang ahli agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya.7
b.Masjid:
Sangkut paut pendidikan Islam dan masjid sangat dekat dan erat dalam tradisi Islam di seluruh dunia. Dahulu, kaum muslimin selalu memanfaatkan masjid untuk tempat beribadah dan juga sebagai tempat lembaga pendidikan Islam. Sebagai pusat kehidupan rohani,sosial dan politik, dan pendidikan Islam, masjid merupakan aspek kehidupan sehari-hari yang sangat penting bagi masyarakat. Dalam rangka pesantren, masjid dianggap sebagai “tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek sembahyang lima waktu, khutbah, dan sembahyang Jumat, dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.”8 Biasanya yang pertama-tama didirikan oleh seorang kyai yang ingin mengembangkan sebuah pesantren adalah masjid. Masjid itu terletak dekat atau di belakang rumah kyai.
c.Santri:
Santri merupakan unsur yang penting sekali dalam perkembangan sebuah pesantren karena langkah pertama dalam tahap-tahap membangun pesantren adalah bahwa harus ada murid yang datang untuk belajar dari seorang alim. Kalau murid itu sudah menetap di rumah seorang alim, baru seorang alim itu bisa disebut kyai dan mulai membangun fasilitas yang lebih lengkap untuk pondoknya.
Santri biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri kalong dan santri mukim. Santri kalong merupakan bagian santri yang tidak menetap dalam pondok tetapi pulang ke rumah masing-masing sesudah selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren. Santri kalong biasanya berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren jadi tidak keberatan kalau sering pergi pulang. Makna santri mukim ialah putera atau puteri yang menetap dalam pondok pesantren dan biasanya berasal dari daerah jauh. Pada masa lalu, kesempatan untuk pergi dan menetap di sebuah pesantren yang jauh merupakan suatu keistimewaan untuk santri karena dia harus penuh cita-cita, memiliki keberanian yang cukup dan siap menghadapi sendiri tantangan yang akan dialaminya di pesantren.9
d.Pondok:
Definisi singkat istilah ‘pondok’ adalah tempat sederhana yang merupakan tempat tinggal kyai bersama para santrinya .10 Di Jawa, besarnya pondok tergantung pada jumlah santrinya. Adanya pondok yang sangat kecil dengan jumlah santri kurang dari seratus sampai pondok yang memiliki tanah yang luas dengan jumlah santri lebih dari tiga ribu. Tanpa memperhatikan berapa jumlah santri, asrama santri wanita selalu dipisahkan dengan asrama santri laki-laki.
Komplek sebuah pesantren memiliki gedung-gedung selain dari asrama santri dan rumah kyai, termasuk perumahan ustad, gedung madrasah, lapangan olahraga, kantin, koperasi, lahan pertanian dan/atau lahan pertenakan. Kadang-kadang bangunan pondok didirikan sendiri oleh kyai dan kadang-kadang oleh penduduk desa yang bekerja sama untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan.
Salah satu niat pondok selain dari yang dimaksudkan sebagai tempat asrama para santri adalah sebagai tempat latihan bagi santri untuk mengembangkan ketrampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup mandiri dalam masyarakat sesudah tamat dari pesantren. Santri harus memasak sendiri, mencuci pakaian sendiri dan diberi tugas seperti memelihara lingkungan pondok.
Sistem asrama ini merupakan ciri khas tradisi pesantren yang membedakan sistem pendidikan pesantren dengan sistem pendidikan Islam lain seperti sistem pendidikan di daerah Minangkabau yang disebut surau atau sistem yang digunakan di Afghanistan.11
e.Kitab-Kitab Islam Klasik:
Kitab-kitab Islam klasik dikarang para ulama terdahulu dan termasuk pelajaran mengenai macam-macam ilmu pengetahuan agam Islam dan Bahasa Arab. Dalam kalangan pesantren, kitab-kitab Islam klasik sering disebut kitab kuning oleh karena warna kertas edisi-edisi kitab kebanyakan berwarna kuning.
Menurut Dhofier, “pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab Islam klasik…. merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren.”12 Pada saat ini, kebanyakan pesantren telah mengambil pengajaran pengetahuan umum sebagai suatu bagian yang juga penting dalam pendidikan pesantren, namun pengajaran kitab-kitab Islam klasik masih diberi kepentingan tinggi. Pada umumnya, pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab yang lebih mendalam dan tingkatan suatu pesantren bisa diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.13
Ada delapan macam bidang pengetahuan yang diajarkan dalam kitab-kitab Islam klasik, termasuk: 1.nahwu dan saraf (morfologi); 2.fiqh; 3.usul fiqh; 4.hadis; 5.tafsir; 6.tauhid; 7.tasawwuf dan etika; dan 8. cabang-cabang lain seperti tarikh dan balaghah. Semua jenis kitab ini dapat digolongkan kedalam kelompok menurut tingkat ajarannya, misalnya: tingkat dasar, menengah dan lanjut. Kitab yang diajarkan di pesantren di Jawa pada umumnya sama.14

B.Profil Singkat Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo Kendal

Pondok Pesantren Darul Amanah adalah Filial Pesantren Darunnajah Jakarta, dan merupakan Pesantren Alumni Pondok Modern Gontor. Kurikulum Pendidikan yang diselenggarakan merupakan perpaduan antara Kurikulum Kementrian Agama, Kementrian Pendidikan Nasional, Kurikulum Pm Gontor, dan Kurikulum Pesantren Salafi. Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Ngadiwarno Sukorejo Kendal yang terlatak di atas tanah wakaf seluas 5 hektar di tepi Jalan raya jalur Provinsi Sukorejo-Pekalongan adalah Filial Pesantren Darunnajah Jakarta juga Pesantren Alumni Pondok Modern Gontor Jawa Timur satu-satunya di Kabupaten Kendal Jawa Tengah.
Pesantren yang berdiri pada tanggal 23 Mei 1990 ini dipimpin oleh seorang Kyai alumni PM. Gontor tahun 1975 dan alumni Pondok Pesantren Kedondong Mangkang Tahun 1969 dan pernah menjadi Kepala MTs Penawaja Pageruyung Kendal, beliau adalah KH. Mas'ud Abdul Qodir, Lahir di Kendal, 20 Juli 1949.
Pada awal berdirinya Pesantren Darul Amanah hanya menempati Tanah wakaf dari H. Sulaiman dan Ibu Hj. Aisyah Ngadiwarno seluas 6.000 m2, sejalan dengan bertambahnya waktu hingga ini telah berkembang dengan luas 4 hektar,  baik wakaf dair orang-perorang, maupun wakaf bersama. diawali dengan membuka sekolah formal berupa Madrasah Aliyah (MA) dengan membangun gedung permanen secara mandiri sebanyak 6 lokal yang diperuntukkan sebagai Ruang kelas, Kantor, sekaligus asrama bagi santri yang bermukim di Pesantren.
Pada tahun pelajaran awal yaitu 1990/1992 berhasil merekrut santri sebanyak 70 santri, dan sekarang pada tahun pelajaran 2010/2011, jumlah santri, baik MTs, MA, maupun SMK mencapai 1.416 santri, dengan menempati kampus seluas 2 hektar dari tanah keseluruhan 4 hektar.


C.Metode Demonstrasi

Berdakwah dengan memperlihatkan suatu contoh, baik berupa benda atau peristiwa,bisa juga perbuatan dan sebagainya dapat dinamakan seorang da’I menggunakan cara atau metode Demonstrasi. Artinya suatu metode dakwah , di mana seorang da’I memperlihatkan sesuatu atau mengadakan pementasan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan dakwah yang ia inginkan.
Metode ini jarang pergunakan para da’I yang terdahulu, bahkan Rasullullah saw sering kali menggunakan metode demonstrasi ini. Sebagai mana dalam riwayat di terangkan Rasulllullah pernah di ajar oleh jibril, tentang sembahyang dengan metode demonstrasi atau dengan menampilkan contoh kaifiyah shalat kepada Rasullullah. Oleh karna itu Rasullullah mengambil tauladan jibril untuk mengajarkan shalat kepada sahabat-sahabatnya.
Metode Demonstrasi di gunakan apabila tujuan dakwah mengharapkan para objeknya dapat mengerjakan atau mengamalkan suatu pekerjaan dengan betul. Dengan kata lain metode demonstrasi di gunakan bila massa ingin mengetahui tentang:
a.Bagaimana cara mengerjakannya.
b.Bagaimana contoh yang benar dan yang salah.
c.Bagaimana proses atau langkah-langkah sesuatu ibadah.
Selain itu metode Demonstrasi di gunakan sang da’I bila dia bertujuan:
a.Untuk menghindari verbalisme, artinya dengan demonstrasi di harapkan masa tidak terjadi kesalah pahaman atau menjadi bingung.
b.Untuk memudahkan berbagai penjelasan.
c.Untuk lebih menarik perhatian masa.15

Kelebihan Metode Demonstrasi
Seperti metode-metode yang lain metode ini juga mempunyai kelemahan dan kekurangannya. Diantara kelebihan yang di milikinya adalah
a.Metode ini memungkinkan masa dapat menghayati dengan penuh hati mengenai hal-hal baru yang menjadi stimulusnya.
b.Lebih memusatkan perhatian masa kepada persoalan yang sedang di bahas.
c.Mempunyai kesan yang awet dibandingkan dengan tanpa demonstrasi.
d.Dimungkan mengurangi kesalah pahaman.
e.Dapat mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan dari keseluruhan persoalan yang di bahas, sebab masa menghayati langsung terhadap persoalan yang di bahas.

Kelemahan Metode Demonstrasi
a.Metode demostrasi memerlukan waktu persiapan yang banyak dan memerlukan banyak pemikiran.
b.Tidak wajar bila media tidak di amati secara seksama.
c.Tidak semua hal dapat di demonstrasikan .
d.Kurang efektif menggunakan metode demonstrasi, bila media kurang memadai dengan kebutuhan atau tujuan.
e.Memerlukan keahlian khusus bagi para subjek (da’i)

D.Dakwah Melalui Kitabah

Sesungguhnya sejak masa kelahiran, perkembangan dan kebangkitan Islam, dakwah melalui tulisan sudah dipandang Rasulullah SAW sebagai salah satu bentuk langkah dakwah yang efektif. Dakwah lewat jurnalistik sudah dimulai dan dikembangkan oleh Rasulullah SAW dengan pengiriman surat dakwah kepada kaisar, raja-raja, ataupun pemuka masyarakat yang ada. Bila setiap pembuat berita dapat disebut sebagai wartawan atau jurnalis, maka nama sahabat Nabi mulai Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thallib, Ibnu Umar, Aisyah ra ( Istri Nabi) dan banyak lagi tokoh muslim yang mempunyai aktivitas serupa, tentulah layak mendapat sebutansebagai wartawan.
Dari para sahabat, catatan aktivitas kenabian Rasulullah SAW diberikan kepada para tabiin. Para tabiin kemudian memberikan kepada perawi-perawi hadits. dengan kerjasama tersebut akhirnya lahirlah karya-karya jurnalistik islam yang terkenal, langgeng hingga akhir zaman. Banyak nama Jurnalistik kenamaan yang dapat disebut, seperti Imam Syafi’i, Imam Maliki, Imam Ahmad bin Hambal, Imam Hanafi, Abu Dawud, Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Imam Ghazali, Ibnu Rusd, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridha.
Kitabah yaitu penyampaian dan penyebarluasan ajaran melalui bahasa tulisan. Pada implementasinya proses tabligh melalui tulisan dapat terbagi pada dua kategori, yaitu: pertama kitabah melalui media cetak, seperti: buku, novel, surat kabar, majalah, tabloid, dan jurnal; kedua khitabah melalui elektronik, seperti: blog, website, mailing list, sms, dan sebagainya. Tabligh melalui kitabah, dipandang efektif pada saat ini, sebab perkembangan teknologi informasi menjadi satu model peradaban tersendiri yang membawa hampir seluruh umat manusia terpesona olehnya. Perkembangan teknologi informasi menjadi peluang sekaligus tantangan bagi para mubaligh yang memiliki tugas dan misi suci untuk menyebarkanluaskan nilai-nilai yang mengajak umat manusia ke arah persaudaraan, keadilan, kesejahteraan, keselamatan, dan kebahagiaan di dunia kini dan di akhierat kelak

E.Aplikasi Dakwah Demonstrasi Karya Tulis Dalam Pondok Pesantren Darul Amanah

Pondok Pesantren Darul Amanah menggunakan dakwah demonstrasi dalam karya tulis santrinya. Metode ini dibangun dalam organisasi santri yang bernama KISSDA (Komunitas Ilmiah Dan Sastra Santri Darul Amanah). Organisasi ini berdiri pada tahun 2007 dengan dipelopori ustadz yang juga penulis novel “Diary Hitam Putih” dan “Girl Makes Trouble” yang terbit pada tahun itu. beliau bernama Mr. Restu lulusan Pondok Pesantren Al-Amin Madura dan Sekolah Tinggi di sana jurusan Dakwah.
Organisasi ini pada awalnya bertujuan untuk menampung bakat dan minat santri dalam hal menulis hingga akhirnya dapat menghasilkan karya tulis santri. Karya tulis pada waktu itu hanya sebagai isi majalah dinding pondok pesantren. Karya itu berupa puisi, cerpen dan pantun serta kata kata bijak hasil kekreatifan santri. Namun, perlahan-lahan dari santri Darul Amanah ada yang membuat novel yang kemudian diterbitkan lewat matapena. Hingga dipanggil ke Jogja atas terbit novelnya, dan membuat banyak orang menyorot pondok pesantren ini.
Mr. Restu ini semakin bersemangat mengembangkan kreatifitas santri hingga karyanya terbit di kalangan masyarakat luas dan masyarakat mempunyai simpatik yang lebih pada pondok pesantren Darul Amanah ini. Adapun cara-cara menulis karya yang baik menurut Mr. Restu sendiri diantaranya adalah :
1.Menulislah dimanapun kalian berada, karena kalian pasti akan tertarik pada suatu hal tempat kamu menapakkan kaki. Maka dari itu, bawalah selalu buku dan pena.
2.Berhentilah menulis jika kamu sudah mulai penat dan fikiran sudah buntu. Bersegeralah mengambil air wudhu sebagai refreshing fikiran.
3.Tulislah dulu karyamu hingga selesai dengan tidak membaca ulang apa yang telah kamu tuliskan sebelum kamu menyelesaikan hingga titik penghabisan. Karena membaca ulang sering membuat kamu bimbang atas tulisan kamu. Maka dari itu kamu hanya bisa mengoreksi dan memperbaiki ketika tulisan kamu selesai.
4.Percaya diri bahwa “aku bisa menulis karya dengan baik”.
5.Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.
Jargon Mr. Restu yang terakhir ini ia kutip dari novel “Sang Pemimpi” karya Andrea Hirata.

III. KESIMPULAN

Metode dakwah demonstrasi yang digunakan di pondok pesantren ini efektif untuk menarik minat anak-anak diluar pondok untuk masuk pondok pesantren. Dari dakwah ini bisa dilihat bahwa di pondok pesantren tidak menutup bakat dan minat anak-anak, bahkan mengembangkan kreatifitas mereka. Dalam metode demonstrasi ini bisa berupa apapun, tidak hanya karya tulis saja. Metode demonstrasi bisa menggunakan cara yang lain seperti pelopor peternakan, pertanian, perdagangan dan lain sebagainya.
Di Pondok Pesantren Darul Amanah ini dakwah demonstrasi memang baru di mulai setelah pendirian KISSDA. Dan baru melangkahkan kakinya dalam berdakwah, hasilnya pun juga nampak setelah tahun ketiga. Jadi meski hanya permulaan, dakwah ini sudah mempunya hasil dan pondok pesantren ini bisa menambah minat anak-anak masuk dalam pondok. Harapannya, dakwah ini tidak hanya berhenti sampai disini, namun dilanjutkan pada penerusnya.
























DAFTAR PUSTAKA


1.Arifin, Isep Zaenal. Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Bimbingan Psikoterapi Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
2.Azra, Azyumardi, Prof.Dr., Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Penerbit Kalimah, Jakarta, 2001
3.Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, LP3ES, Jakarta, 1985
4.Hasbullah, Drs., Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia:Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999,
5.Munsy, Abdul Kadir,Metode Diskusi Dalam Dakwah, Surabaya: AL-Ikhlas, 1981
6.Nur, Muhammad. Dasar-Dasar Ilmu Dakwah. Bandung : Widya Padjadjaran, 2009.
7.Wahid, Abdurrahman, Menggerakkan Tradisi: Esai-Esai Pesantren, LkiS, Yogyakarta, 2001

pusat peradaban islam di baghdad

PUSAT PERADABAN ISLAM BAGHDAD

MAKALAH
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH : SEJARAH PERADABAN ISLAM
DOSEN PENGAMPU : Mrs. Prof. Dr. Hj. Ismawati, M.Ag.



DISUSUN OLEH :
Nur Syafitri Ramadhani
(091111043)

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
PUSAT PERADABAN ISLAM BAGHDAD

I.PENDAHULUAN
Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M. Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam kemunduran itu oleh sebagian diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional.
Adanya pola itu menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak. Di saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia Eropa malah sebaliknya mengalami kebangkitan mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam. Ilmu Pengetahuan dan filsafat tumbuh dengan subur di tempat-tempat orang Eropa. Akibatnya bila pola fikir tradisional yang berkembang di dunia Islam terus tertanam dan tumbuh subur, maka di tempat mereka di Eropa. Hal ini merupakan penyebab beralihnya secara drastis pusat pendidikan dari dunia Islam ke Eropa.1
Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Itulah sebabnya, Philip K. Hitti menyebutnya sebagai kota intelektual. Menurutnya, diantara kota-kota dunia, Baghdad merupakan profesor masyarakat islam.2 Al-Manshur memerintahkan penerjemah buku-buku ilmiah dan kesusastran dari bahasa asing: India, Yunani lama, Bizantium, Persia, dan Syria.Para peminat ilmu dan dan kesusastraan segera berbondong-bondong datang ke kota itu.
Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada terjadi pada zaman pemerintahan Kholifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) Dan anaknya Al-Ma’mun (813-833 M). Dari kota inilah memancarkan sinar kebudayaan dan peradaban Islam ke seluruh dunia. Prestise politik, supremasi ekonomi, dan aktivitas intelektual merupakan tiga keistimewaan kota ini.

II.PERMASALAHAN
a.Sejarah Kota Baghdad
b.Baghdad Sebagai Pusat Peradaban, Ilmu Pengetahuan Dan Aktivitas Perekonomian
c.Kejatuhan Kota Baghdad
d.Kemunduran Pendidikan Islam Pasca Kejatuhan Baghdad
e.Pendidikan Islam Pada Masa Kemunduran

III.PEMBAHASAN

A.Sejarah Kota Baghdad
Kota Baghdad didirikan oleh Khalifah Abbasiyah kedua, Al-Mansyur (754-755 M) pada tahun 762 M. Terletak dipinggir sungai Tigris. Beliau menugaskan beberapa orang ahli untuk meneliti dan mempelajari lokasi Baghdad, ada beberapa yang diperintahkan mereka tinggal didaerah tersebut untuk mengatahui keadaan udara, tanah, dan lingkungan. Kota ini berbentuk bundar, dan sekelilingnya di bangun tembok yang besar dan tinggi. Di luar dinding tembok, digali parit besar yangberfungsi sebaga saluran air dan sekaligus sebagai benteng. Di kota ini,terdapat istana di pusat kota, asrama pegawai, rumah kepala polisi, dan rumah keluarga khalifah. Istananya bernama Qasruzzabad yang memiliki luas 160 ribu hasta persegi. Dibuat sangat indah dengan membujur empat jalan utama ke luar kota. Di kiri kanan jalan, dibuat gedung bertingkat. Di luar Kota Baghdad, dibangun kota satelit, seperti Rushafah dan Karakh. Kedua kota tersebut dilengkapi dengan kantor, toko-toko, rumah,taman, kolam, dan lainnya. Karena itu, Kota Baghdad menjadi kota impian seluruh dunia.3
Semula kota ini diberi nama Madinatus Salam (kota perdamaian), lalu dirubah menjadi Baghdad yang berarti kota anugrah Tuhan (given by god). Dalam pembangunan kota ini, khalifah memperkerjakan ahli-ahli bangunan yang terdiri dari arsitektur, tukang batu, tukang kayu, ahli pahat ahli lukis dan lain-lain yang didatangkan dari Syria, Mosul, Basrah, dan Kufah. Jumlah mereka sekitar 100,000 orang dipimpin oleh Hajjaj bin Artha dan Amran bin Waddlah.
Kota yang pembangunannya memakan waktu 4 tahun ini berbentuk bundar yang dikelilingi tembok besar dan tinggi. Di luar tembok digali parit yang berfungsi sebagai saluran air dan sekaligus sebagai benteng pertahanan. Kota ini memiliki empat pintu gerbang,yaitu : Bab Al-Kufah terletak disebelah barat daya, Bab Al-Syam di Barat laut, Bab Al-Basrah di Tenggara dan Bab Al-Khurasan di Timur laut. Di antara masing-masing pintu gerbang ini dibangun 28 menara sebagai tempat pengawal yang bertugas mengawasi kedaan di luar kota. Di atas setiap pintu gerbang dibangun tempat peristirahatan yang dihiasi lukisan indah dan mengagumkan.
Di tengah-tengah kota Bagdad terletak istana Khalifah yang dibangun dengan pola arsitektur Persia. Istana ini dikenal dengan nama” Al-Qashr Al-Dzahab” (Istana emas). Istana ini dilengkapi dengan bangunan masjid, ruang pengawal istana, kantor polisi dan puri-puri tempat tinggal keluarga khalifah. Di sekitar istana dibangun pusat pembelanjaan dan jalan raya yang menghubungkannya dengan pintu-pintu gerbang kota. Di samping itu, di pinggir kota Bagdad dibangun kota-kota satelit, seperti Rushafah dan Karakh lengkap dengan sarana perkantoran, perumahan, pusat pembelanjaan, taman dan kolam renang.4

B.Baghdad Sebagai Pusat Peradaban, Ilmu Pengetahuan Dan Aktivitas Perekonomian
Sejak awal berdirinya, kota Baghdad sudah menjadi pusat pera­daban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Khalifah Al-Manshur memerintahkan penterjemahan buku-buku ilmiah dan karya sastra dari berbagai negara besar pada masa itu. Para peminat ilmu dan kesusasteraanpun diundang ke Baghdad. Itulah sebabnya kota ini dikenal sebagai kota inetelektual dan merupakan profesor masyarakat Islam.
Sepeninggal Al-Manshur, Kota Baghdad berkembang pesat karena peranannya sebagai pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam. Banyak ilmuwan dari berbagai daerah datang ke kota ini untuk mendalami ilmu pengetahuan. Pada masa pemerintahan Khali­fah Harun Al-Rasyid dan Khalifah Al-Makmun, Kota Bagdad mencapai puncak kemajuan (zaman keemasan). Ketika iitu Bagdad menjadi pusat peradaban dan kebudayaan tertinggi di dunia.
Prestise politik, supermasi ekonomi dan aktifitas intelektu­al merupakan tiga keistimewaan kota ini. Ilmu pengetahuan dan kesusasteraan berkembang sangat pesat. Banyak buku-buku ilmu pengetahuan dan kesusasteraan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan dikembangkan oleh para sarjana muslim. Di antaranya adalah :
1.Dari India banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan ilmu obat-obatan. ilmu hisab (hitung), astronomi. musik dan kesusateraan.
2.Dari Persia, banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan ilmu astronomi, hukum, sejarah, musik dan kesusasteraan.
3.Dari Yunani, banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan filsafat, mantiq, tatanegara (politik) dan astronomi.
4.Dari Mesir, banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan ilmu kimia, dan anatomi (biologi).
5.Dari Kaldani, banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan ilmu pertanian.
Dalam bidang ekonomi perkembanganya berjalan seiring dengan perkembamgan politik. Pada masa Harun Al-Rasyid dan Al-Ma’mun, perdagangan dan industri berkembang pesat. Kehidupan ekonomi kota ini didukung oleh tiga buah pelabuhan yanng ramai dikunjungi para Kholifah dagang internasional (Cina, India, Asia tengah, Syria, Persia, Mesir, dan negri Afrika lainnya), dua di Bashrah Dan Sirat di Teluk Persia.5
Sebagai sentral aktifitas keilmuan, Khalifah Al-Makmun mendirikan perpustakaan besar yang diberi nama Baitul Hikmah. Di tempat ini para ulama dan ilmuwan berdiskusi dan melakukan ka­jian-kajian keagamaan maupun keilmuan. Di antara anggota majelis ilmuwan yang aktif di Baitul Hikmah adalah :
1.Bacht Yesyu’, seorang pakar ketabiban yang berasal dari Ger­grius.
2.Hunain bin Ishaq Al-Ibadi dan dua orang anaknya, Daud bin Hunain dan Ishaq bin Hunain yang banyak menterjemahkan buku-buku filsafat dan ketabiban dari Yunani.
3.Al-Hajjaj bin Mathar yang pernah berhasil menterjemahkan buku Al-Magest karya Ptolemius.
4.Tsabit bin Qurrah yang banyak menterjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari Yunani, seperti matematika, astronomi, termasuk buku-buku karya Archimides.
5.Mankah Al-Hindi yang menterjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa Sansekerta (India), terutama yang berhubungan dengan ilmu ketabiban.
6.Abu Yahya Al-Bithriq yang banyak menterjemahkan buku-buku dari Yunani, seperti Quadripalitum karya ptolemius, Elementa Al Magest karya Euclides dan buku-buku karangan Galen, Hipocrates dan lain-lain.
Di samping itu, banyak didirikan akademi, sekolah tinggi dan madrasah. Di antaranya adalah perguruan Nidhamiyah yang didirikan oleh perdana menteri Nidhamul Muluk dan perguruan Mustanshiriyah yang didirikan oleh Khalifah Al-Mustanshir Billah. Madrasah Abu Hanifah dan Madrasah Al-Bashiriyah. Sebagian besar Madrasah di Bagdad mengajarkan fiqih satu madzhab, kecuali Madrasah Mus­tanshiriyah dan Al-Bashiriyah yang mengajarkan empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali).
Dalam bidang sastra, kota Baghdad terkenal dengan hasil karya yang indah dan digemari orang. Diantara karya sastra yang terkenal ialah Alf Lailah wa Lailah, atau kisah seribu malam. Dikota Baghdad ini, lahir dan muncul para saintis, ulama, filosof, dan sastrawan Islam yang tarkenal, seperti al-Khawarizin (ahli astronomi dan matematika, penemu ilmu aljabar), al-kindi (filosof Arab pertama), al-Razi (filosof ahli fisika dan kedokteran), al-Farabi (filosof besar yang dijiluki dengan al-Mu’alim al-Tsani, guru kedua setelah Aristoteles), tiga pendiri mazhab hukum Islam (Abu Hanifah, Syafi’i, dan Ahmad bin Hambal), Al-Ghazali (filosof, teolog, dan sufi besar dalam Islam yang dijuluki dengan Hujjah al-Islam), Abd Al-Qadir Al-Jilani (pendiri tarekat qadiriyyah) Ibn Muqafa’ (sastarawan besar), dan lain-lain.6
Selaras dengan stabilitas politik Abbasiyah, perekonomian berkembang dengan pesat, terutama dalam bidang perdagangan dan industri. Perkembangan di bidang perekonomian ini didukung oleh pelabuhan dagang di Basrah dan Sirat di Teluk Persia yang banyak dikunjungi para pedagang dari Cina, India, Asia Tengah, Syria, Mesir dan negeri-negeri Afrika lainnya. Kota Bagdad ketika itu menjadi pusat perdagangan internasional dan menjadi tempat inter­aksi antar bangsa tanpa melihat perbedaan agama dan unsur kebang­saan.

C.Kejatuhan Kota Baghdad
Jatuhnya kota Baghdad di tangan Hulagu Khan pada tahun 1250 M. bukan saja pertanda yang awal dari berakhirnya supremasi Khilafah Abbasyiyah dalam dominasi politiknya, tetapi berdampak sangat luas bagi perjalanan sejarah umat Islam. Karena ini merupakan titik awal kemunduran umat Islam dibidang politik dan peradaban Islam yang selama berabad-abad lamanyamenjadi kebanggaan umat. Namun selain penyerangan itu, ada faktor-faktor lain juga yangmenyebabkan jatuhnya Baghdad, di antaranya:
1.Adanya persaingan tidak sehat antara beberapa bangsa yangterhimpun dalam Daulah Abbasyiah, terutama Arab, Persia dan Yurki.
2.Adanya konflik aliran pemikiran dalam Islam yang seringmenyebabkan timbulnya konflik berdarah.
3.Munculnya dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri darikekuasaan pusat di Baghdad.
4.Kemerosotan ekonomi.
Umat Islam agar selalu dapat berpacu dan mengembangkan diri harus selalu melakukan inovasi serta berkreativitas supaya dapat mencapai keutuhan dan kesempurnaan hidup. Hal ini setidaknya telah menjadi perhatian para penguasa atau khalifah pada masa-masa jayanya islam yang terletak pada kekuasaan Daulah Abbasiyah, segenap kemampuan dan perhatian dicurahkan untuk membangun sebuah peradaban, dengan dijadikannya Bagdad sebagai pusat ibu kota pemerintahan yang didalamnyaberdiri istana dan bangunan yang megah dengan seni bangunan arab Persia pada masa itu.7


D.Kemunduran Pendidikan Islam Pasca Kejatuhan Baghdad
Kehancuran total yang dialami oleh Baghdad sebagai pusat-pusat pendidikan dan kebudayaan islam, menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan kebudayaan Islam. Musnahnya lembaga-lembaga pendidikan dan semua buku-buku ilmu pengetahuan dari kedua pusat pendidikan di timur dan barat dunia island tersebut, menyebabkan pula kemunduran pendidikan diseluruh dunia Islam, terutama dalam bidang intelektual dan material, tetapi tidak demikian halnya dalam bidang kehidupan batin dan spiritual. Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut. Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putera itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpinbangsa Mongol di kemudian hari.8
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kambing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan bangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya bangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, merekasangat patuh kepada pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit. Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. la herhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, puteranya, Timujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan bangsa Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. la menetapkan suatu undang-undang yang disebutnyaAlyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban/yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar dan kecil, seribu,dua ratus, dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan. Dengan demikian bangsa Mongol mengalami kemajuan pesat dibidang militer.
Semua kemegahan, keindahan, dan kehebatan kota Baghdad yang dibangun pertama kali oleh Khlifah Al-Manshur itu sekarang hanya tinggal kenangan. Semuanya seolah-olah hanyut dibawa arus sungai Trigis, setelah kota ini dibumi hanguskan oleh tentara Mongol dibawah pimpinan Huklagu Khan tahun 1258 M. Semua bangunan kota, termaksud istana emas tersebut dihancurkan. Pasukan Mongol itu juga meruntuhkan perpustakaan yang merupakan gudang ilmu dan membakar buku-buku yang terdapat di dalamnya. Pada tahun 1400 M, kota ini diserang pula oleh pasukan Timur Lenk,dan tahun 1580 M oleh tentara kerajaan Safawi. Kota Baghdad, ibu kota Irak sekarang, memang mengambil yang sama, tetapi ia sama sekali tidak mencerminkan kemajuan Baghdad lama.9

E.Pendidikan Islam Pada Masa Kemunduran
Kehancuran total yang dialami oleh Baghdad sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan Islam kala itu, menandai runtuhnya sendi-sendipendidikan dan kebudayaan Islam. Musnahnya lembaga-lembaga pendidikandan semua buku-buku ilmu pengetahuan dari pusat pendidikan Islamtersebut, menyebabkan pula kemunduran pendidikan di seluruh dunia Islamterutama dalam bidang intelektual dan material, tetapi dalam kehidupan batin dan spiritual.10
Adapun untuk lebih jelasnya, kami akan memaparkan kondisi pendidikan Islam pada masa ini: Kurangnya perhatian para pemimpin (Khalifah) terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan ulama. Sehingga perkembangan intelektual agak tersendat-sendat. Para pemimpin terlalu sibuk memikirkan pemerintahan.
Terbakarnya perpustakaan serta lembaga pendidikan yang ada, menyebabkan banyaknya khazanah intelektual Islam yang hilang dan hangus terbakar. Suasana gelap dan mencekam yang dialami oleh dunia Islam benar-benar memprihatinkan. Dan pada saat yang bersamaan, bangsa Eropa justru sedang mencapai kejayaan sebagai pengaruh dari berkembangnya paham Renaissance, dan sibuk melakukan misi penjajahan ke negara-negara Islam. Oleh karena itu, banyak umat Islam yang frustasi dan akhirnya berusaha menjauhi kehidupan duniawi, termasuk meninggalkan kehidupan intelektual. Mereka lebih memilih menutup diri dan menjalani kehidupan sebagai seorang sufi. Akhirnya perkembangan ilmu pendidikan menjadi berhenti. Kehidupan sufi berkembang pesat. Madrasah madrasah yang ada berkembang menjadi Zawiyat-zawiyat untuk mengadakan riyadhah dibawah bimbingan dan otoritas seorang Syaikh yang akhirnya berkembang menjadi lembaga tarekat. Dan di madrasah-madrasah yang masih tersisa itu, hampir seluruh kurikulum diisi dengan karya-karya sufistik.11
Berkembangnya praktek bid’ah dan khurafat. Hal itu ditandai dengan banyaknya umat Islam yang mengkultuskan posisi seorang Syaikh dalam suatu tarekat. Sampai-sampai ada yang berdoa minta di kuburan seorang syaikh.
Dalam bidang fikih, yang terjadi adalah berkembangnya taklid buta dikalangan umat. Dengan sikap hidup yang statis itu, tidak ada penemuan-penemuan baru dalam bidang fikih. Apa yang sudah ada dalam kitab-kitab lama dianggap sebagai sesuatu yang baku, mantap, benar, dan harus diikuti serta dilaksanakan sebagaimana adanya. Sehingga memunculkan pendapat bahwa “pintu ijtihad sudah tertutup”.12


IV.KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab utama dari mundurnya dunia pendidikan Islam ditandai dengan runtuhnya Baghdad selaku ibukota Daulah Abbasyiah ke tangan bangsa Mongol. Hal itu pun menyebabkan seluruh dunia Islam juga mengalami kemunduran. Karena Baghdad pada saat itu berfungsi sebagai kiblat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Kemudian disebabkan oleh kondisi itu, banyak umat Islam yang frustasi akibatnya mereka memilih menjalani kehidupan sebagai seorang sufi, dan berusaha meninggalkan kehidupan intelektual. Mereka yang semula bersifat kritis dan dinamis, kontras berubah menjadi statis.
Dan dari sikap itu,berkembang menjadi taklid buta kepada ulama, karena bagi mereka pintu ijtihad telah tertutup. Namun di belahan bumi yang lain ternyata bangsa Eropa justru sedang mengalami kemajuan yang pesat diakibatkan oleh berkembangnya paham Renaissance (membangun kembali). Mereka telah berhasil keluar dari dominasi doktrin gereja yang terjadi pada masa Scholastik (Abad Pertengahan).Oleh karena itu, jika umat Islam ingin maju maka umat Islam haruskembali kepada ajaran al-Quran dan Sunnah.Umat Islam juga harus bersikapkritis dan merdeka. Dan dari kejadian inilah muncullah ungkapan. Umat Islam maju karenadekat dengan agamanya, sedangkan umat Kristen maju karena jauh dari agamanya.


V.PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat saya sampaikan. Pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan selanjutnya.
Dan akhirnya pemakalah mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan, baik dalam sistematika penulisan, isi dalam pembahasan maupun dalam hal penyampaian materi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemkalah sendiri khususnya dan bagi pembaca yang budiman pada umumnya dalam kehidupan ini. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

1.http://yusufrahman.blogdetik.com/2009/02/08/menelusuri-jejak-kota-baghdad/ 
2.K. Hitti, Philip, Capital Cities Of Arab Islam, (Minneapollis: University Of Minnesota Press, 1973)
3.Nata, Abudin. Sejarah Pendidikan Islam-Periode Klasik & Pertengahan. ( Jakarta: Rajawali Press.2004)
4.Nizar, Samsul. Sejarah Pendidikan Islam, Menelusuri Jejek Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia.(Jakarta : Kencana. 2007),
5.Syalabi, Prof, Dr, Sejarah dan Kebudayaan Islam 3, Alhusna Zikra,
6.Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:Rajawali Pers. 2006)
7.Zuhairi, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997)