Powered By Blogger

Kamis, 19 Januari 2012

Contoh Assesment Psi Klinis

ASESMEN PSIKOLOGI KLINIS PAPER DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS Mata Kuliah : Psikologi Kesehatan Dosen Pengampu : Mrs. Wening Wihartati, S.Psi, M.Si. DISUSUN OLEH: NUR SYAFITRI RAMADHANI (091111043) JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 I. PENDAHULUAN Asesmen psikologi adalah metode untuk mengidentifikasi kesamaan atau perbedaan individu berdasarkan karakteristik dan kapasitas personalnya. Asesmen psikologi dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah informasi yang komprehensif yang tidak hanya berasal dari hasil tes psikologi akan tetapi juga melalui sumber lainnya seperti wawancara, observasi, atau dokumen pendukung. Meski terkadang sebagian orang awam melihat sebagai dua hal yang setara, asesmen psikologis berbeda dengan pemberian tes. Jika pemberian tes psikologi memuat administrasi prosedur, administrasi, penyekoran dan interpretasi data, maka asesmen psikologis menekankan proses identifikasi informasi individu atau masalah melalui berbagai macam sumber terintegrasi sehingga menampilkan informasi yang mendalam dan terfokus. Kompetensi dalam melakukan asesmen psikologi, selanjutnya penulis menamakan kompetensi asesmen psikologi, merupakan kompetensi dasar yang dikembangkan pada mahasiswa fakultas psikologi. Pengembangan kompetensi ini ditopang oleh kurikulum pendidikan psikologi yang banyak memuat komponen pengembangan asesmen psikologi. Sejumlah mata kuliah yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan asesmen psikologi, misalnya mata kuliah yang memuat metode asesmen, seperti observasi-wawancara, penyusunan skala psikologi dan psikodiagnostika ataupun mata kuliah yang terkait dengan bidang psikologi tertentu, seperti psikologi klinis, pendidikan maupun perkembangan. Terdapat sebuah konsensus umum bahwa individu yang melakukan asesmen psikologi adalah mereka yang telah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan psikologi. Sebagai contoh, kode etik yang diterbitkan oleh APA menunjukkan bahwa psikolog diharapkan memberikan pelayanan, memberikan pembelajaran, serta melaksanakan penelitian sesuai dalam kerangka kompetensi mereka yang didasarkan pada latar belakang pendidikan, pelatihan dan supervisi dari seorang ahli. II. DATA KASUS Identifikasi Data Nama Klien : Dian Purwaniati Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : - Status Perkawinan : Belum Menikah Alamat : Jalan Srikaton Dalam I RT 03 RW V Purwoyoso Semarang Barat Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 9 Februari 1986 Usia : 25 Tahun Agama : ISLAM Pendidikan Terakhir : SLTA Suku Bangsa : Jawa - Indonesia Anak Ke : 3 dari 3 bersaudara Keluhan dan Harapan Klien Klien mengeluh merasakan dadanya sering sakit dan kepalanya sering merasa pusing. Akhir akhir ini gejala tersebut sering dirasakan setelah ia mengundurkan diri dari pekerjaannya sebgai seorang tenaga di sebuah pabrik garment di belakang Mbok Berek sekitar + bulan. Meski telah minum obat, klien merasakan sakitnya tidak berkurang. Hatinya pun sering merasa sakit dan merasa tak tenang jika berada dirumah. Hingga akhirnya klien memutuskan untuk pergi meningglkan rumahnya tanpa pamit sejak Kamis Malam, 15 Desember 2011 dan hingga sekarang belum kembali ke rumah. Klien mulai berkomunikasi dengan Konselor sejak tanggal 20 Desember 2011, hingga saat ini. Harapan klien hanya ingin rasa sakit yang ia rasakan hilang semua dan merasa tenang berada di suatu tempat. Situasi Saat Ini - Tempat Tinggal Klien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya, kakak perempuannya, kakak ipar dan 2 keponakannya. Situasi di rumah klien pasca kepergian klien dari rumah terlihat seperti biasanya, hanya saja yang berbeda adalah keadaan ibu klien yang sangat sedih, tidak mau makan, dan sangat memikirkan anaknya yang tak kunjung pulang. - Kegiatan Harian Klien Setelah klien mengundurkan diri dari pekerjaannya, keseharian klien hanya di rumah dan terkadang mencari lowongan pekerjaan. Kegiatan harian klien di rumah hanya menyapu dan mengisi botol air minum. Kemudian klien ini hoby smsan dan telfon-telfonan yang tak mengenal waktu. Dan klien tetap menjalankan ibadah sebagai seorang muslimah (sholat). Dan klien adalah salah satu orang dalam keluarga itu yang rajin sholat dan sering pergi ke Mushola. - Perubahan Dalam Hidup Klien Yang Terjadi Dalam 1 Bulan Dilihat klien yang hoby smsan dan telfon-telfonan ternyata membuat kedua orang tua, serta kakak perempuan dari klien bertanya-tanya “dengan siapa sebenrnya klien tersebut berkomunikasi?” setelah mereka menanyakan hal tersebut, ternyata klien tidak menjawab dengan jujur. Klien hanya menjawab bahwa itu hanya temannya. Dari tingkah laku seperti itu ternyata membuat ayah dan kakaknya geram dan akhirnya sering marah-marah pada klien, berbicara kasar dan bahkan sering mengusir klien dari rumah. Pernah suatu hari dalam satu bulan itu ayah dari klien sempat membanting HP klien karena klien sering smsan. Namun, posisi saat itu klien memang dalam waktu senggangnya dan sudah menyelesikan tugas runah yang merupakan tanggung jawabnya. Lalu klien sempat minta maaf dan bersujud dikaki ayahnya. Namun, ayahnya tidak memaafkan dan mengatakan lebih baik klien pergi dari rumah. Kemudian dalam keseharianya kakak klien selalu menyuruh nyuruh klien dengan tidak wajar (membentak-bentak, seperti bicara pada pembantu) padahal dia dia berkata dengan adiknya sendiri. Hingga anak dari kakaknya sering berkata kasar dengan klien. Deskripsi Tentang Kejadian Klien ini jarang mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Dan fitrahnya sebagai wanita, klien ini juga ingin merasa dicintai oleh seorang lelaki. Seringkali klien ini mencintai beberapa laki-laki, namun sering juga cintanya tak berbalas. Hingga suatu saat ada seorang laki-laki yang mencintai klien ini dan sebaliknya. Namun, lelaki yang mencintainya tidak mempunyai asal-usul yang jelas, tidak mempunyai pekerjaan, mempunyai cacat di sekitar matanya, dan termasuk anak brandalan yang sering mangkal di kawasan. Mengetahui hal ini ayah dan kakak perempuan klien tidak menyetujui hubungan mereka. Kemudian klien diminta ayahnya untuk mengajak laki-laki tersebut berkunjung ke rumah. Setelah laki-laki itu datang ke rumah klien, ayah klien langsung menyambut dengan pertanyaan yang sempat membuat laki-laki itu tersinggung. Hal itu pun membuat klien sakit hati dan tidak pernah bercerita apapun kepada semua orang di rumahnya. Seperti halnya sikap klien yang sering berkomunikasi dengan HP pada seseorang, satu keluarga tidak ada yang mengetahui siapa lawan bicara klien. Hal ini membuat geram ayah dan kakak perepuannya sehingga sering sekali mengeluarkan kata kasar pada klien dan sering pula mengusir klien dari rumah. Hingga klien memutuskan untuk pegi dari rumah dan tidak mau kembali ke rumah lagi. Kelahiran dan Perkembangan Kelahiran klien sebenarnya tidak diharapkan oleh kedua orang tuanya, dikarenakan orang tua klien sudah merasa cukup mempunyai 2 orang anak, laki-laki dan perempuan. Berbagai macam obat diminum oleh ibu klien agar janin yang ada dalam kandungannya gugur. Namun sebaliknya, janin itu menjadi seorang anak, yaitu klien. Karena obat yang dikonsumsi tidak baik untuk perkembangan janin, akhirnya klien ini sangat lama untuk berfikir dan sangat sulit untuk menerima pelajaran. Kemudian dari lingkungan keluarga klien juga kurang mendidik klien sehingga perkembangan otak klien tidak stabil. Ketika ia menginjak Sekolah Dasar, IQnya hanya mencapai taraf bodoh/bebal hingga ia harus menyelesaikan SD 9 tahun. Pendidikan dan Pekerjaan - Riwayat Pendidikan klien: SDN Kembangarum 04-05 tahun ajaran 1993 – 2002 SLTP Dian Kartika tahun ajaran 2002 – 2005 SLTA Dian Kartika tahun ajaran 2005 – 2008 - Pekerjaan : Pertama kali, klien bekerja di pabrik tepung pada tahun 2010 silam. Ia bekerja sebagai pembungkus tepung dan membersihkan tempat kerjanya. Pendapatan setiap bulannya + Rp600.000. Namun, hanya setengah tahun bertahan, klien masuk dalam pengurangan karyawan dan mau tidak mau harus keluar dari pabrik tersebut. Tidak lama kemudian klien mengambil kursus menjahit selama + 3 bulan. Setelah itu mencoba melamar di pabrik garment dan diterima. di pabrik ini klien merasa bahwa uang yang diterima tidak sesuai dengan janji yang diberikan oleh pihak personalia pabrik tersebut. Selama 4 bulan klien lembur secara terus menerus hingga jam 12 malam, namun tidak penah sepeser pun menerima upah lembur. Dan akhirnya klien ini mengundurkan diri dari pekerjaannya. III. TEORI PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN Ada 6 pendekatan kontemporer dalam psikologi: Tingkah laku, psikodinamik, kognitif, ilmu saraf perilaku, psikologi evolusioner, dan sosiokultural. Pengetahuan akan pendekatan-pendekatan ini sangat penting, karena banyak debat-debat dan kontoversi dalam ilmu psikologi mencerminkan perbedaan dalam perspektif para peneliti. Ketika anda memandang 6 pendekatan ini dan bagaimana mereka dapat mencerahkan pemikiran dan kelakuan manusia, simpan 3 ide ini dalam pikiran : 1. Meskipun psikologi terkadang dapat kelihatan terfokus pada individual, umat manusia sangat bersifat social. Mereka membutuhkan orang lain untu memuaskan keinginan serta kebutuhan mereka. Orang tua, guru, rekan-rekan, teman-teman dan sahabat dalam hubungan dekat memainkan peranan penting dalam kehidupan hubungan social kita. 2. Teori-teori dapat menolong kita untuk memahami kelakuan manusia pada umumnya, tetapi masih ada variasi individu yang besar. Tidak ada 2 kehidupan yang berjalan dengan cara yang sama. Teman kelas, orang tua dan anak-anak, guru dan murid, sahabat dan cinta seterusnya menemukan perbedaan mereka. Campuran gen-gen serta pengalaman anda tidak bisa diduplikasi. 3. Ingatlah selalu bahwa satu pendekatan tidak perlu lebih baik dari yang lain. Beberapa pendekatan lebih berguna dalam beberapa situasi dan pada waktu tertentu dalam perkembangan bidang ini.  Pendekatan kelakuan Pendekatan kelakuan menekankan pada stdi ilmiah mengenai respon kelakuan yang dapat diamati dan penentu-penentu lingungan mereka. dengan kata lain pendeatan kelakuan terfokus pada interaksi dengan lingkungan yang dapat dilihat dan diukur.  Pendekatan psikodinamik. Pendekatan psikodinamik menekankan pada pemikiran bawah sadar, konflik antara insting biologi dan permintaan social dan pengalaman keluarga mula-mula. Pendekatan ini menyatakan bahwa insting biologi yang tidak dipelajari, terutama seksualitas dan impuls keagresifan, mempengaruhi cara seseorang berpikir.  Pendekatan kognitif Teori kognitif social menekankan bahwa kelakuan bukan hanya ditentukan oleh kondisi lingkungan tetapi juga oleh bagaimana pemikiran-pemikiran memodiifikasi pengaruh lingkungan pada kelakuan Memfokuskan pada proses mental yang terlibat dalam pengetahuan : bagaimana kita melangsungan perhatian kita, melihat, mengingat, berpikir dan menyelesaikan masalah.  Pendekatan ilmu saraf kelakuan Menekankan bahwa otak dan system saraf adalah Menekankan bahwa otak dan system saraf adalah hal sentral untuk memahami kelakuan, pemikiran, dan emosi. Ahli ilmu saraf percaya bahwa pemikiran dan emosi memiliki dasar fisik di dalam otak.  Pendekatan Psikologi Evolusioner Pendekatan psikologi evolusioner menekankan pada pentingnya tujuan fungsional dan daptasi dalam menjelaskan mengapa kelaakuan terbentuk, termodifikasi dan bertahan. David Buss menyatakan bahwa hanya sebuah evolusi yang membentuk fitur-fitur fisik kita seperti bentuk tubuh dan tinggi. Evolusi juga secara tidak langsung mempengaruhi bagaimana kita mengambil keputusan, seberapa agresif kita , ketakutan kita, dan pola perkawinan kita.  Pendekatan sosiokultural Pendekatan sosiokultural menjelaskan sebuah cara dimana masyaraat dan budaya lingkungan mempengaruhi kelakuan. Pendekatan sosiokulltural menyatakan bahwa pemahaman penuh dari tingkah laku seseorang membutuhkan pengetahuan tentang konteks lingkungan dimana kelakuan terjadi. Dari keenam pendekatan diatas konselor memilih pendekatan sosio-kultural. Pendekatan sosiokultural menjelaskan sebuah cara dimana masyaraat dan budaya lingkungan mempengaruhi kelakuan. Pendekatan sosiokulltural menyatakan bahwa pemahaman penuh dari tingkah laku seseorang membutuhkan pengetahuan tentang konteks lingkungan dimana kelakuan terjadi. Pendekatan sosio-kultural adalah suatu cara pandang yang menekankan pada pengamatan perilaku sosial dari suatu masyarakat lokal. Hal ini dirasa tepat dilakukan mengingat masyarakat indonesia dalam pengambilan keputusan mengkonsumsi tidak didasari semata-mata oleh pertimbangan pribadi sebagai seorang individu yang independen berdiri sendiri, akan tetapi besar dipengaruhi oleh berbagai faktor budaya dan sosial di mana ia tinggal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan sosio-kultural ini berusaha memotret struktur masyarakat lokal melalui pengamatan berbagai individu yang merupakan bagian atau anggota dari suatu masyarakat lokal. Pendekatan sosial-kultural beranggapan bahwa tingkah laku abnormal disebabkan bukan oleh faktor-faktor dalam diri pribadi individu, tetapi oleh keadaan lingkungan, khususnya lingkungan sosial dan kultural, diantaranya adalah: 1. Dukungan sosial tidak ada 2. Sebutan (labelling) IV. PROBLEM SOLVING Data kasus yang didapat menggambarkan bahwa kondisi orang di sekitar klien yang harus dibenahi terlebih dahulu. Dimulai dari sosok ayah, kakak perempuannya, dan anggota keluarga yang lain. Awalnya konselor mengkomunikasikan dengan klien, mencoba memotivasikan klien, mengajak klien untuk intropeksi diri dan membangun semangat klien agar tidak down. Kemudian klien diminta untuk mengingat sisi baik di setiap diri anggota keluarganya. Namun ternyata klien hanya mampu melihat sisi kebaikan ibunya saja ketika mengingat selain ibunya (ayah dan kakak perempuanya), klien justru semakin mengingat kejahatan yang mereka perbuat dan dadanya semakin sakit Akhirnya klien diminta menenangkan diri dan tetap menghubungi ibunya karena pada saat ini klien tidak bersama ibu dan ayah klien. Ayah klien awalnya tidak mau mengakui kekerasannya, namun akhirnya mau meminta maaf dengan klien. Begitu pula kakak perempuanya . Namun klien masih belum bisa untuk memaafkan karena masih merasakan sakit hati konselor memotivasi terus menerus, selalu mengingatkan akan Tuhan yang memberi hidup, dan selalu mengajak berkomunikasi. Akhirnya klien mau kembali pulang ke rumahnya setelah tahun baru ini. V. PENUTUP Anak adalah anugrah dari Tuhan YME yang harus dirawat, diasuh dan dibimbing dengan baik. Anak seusia berapa pun tetap membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Segala masalah yang ada dalam keluarga akan menjadi ringan dan cepat terselesaikan jika komunikasi antar anggota keluarga lancar dan baik, antar anggota keluarga saling memahami dan menghargai serta saling membantu yang lemah. Dilihat dari kasus ini, klien yang merasakan sakit di dadanya serta kepala yang sering pusing berawal dari seringnya memendam rasa sakit hati. Obat dari sakitnya adalah mengobati sakit hatinya lebih dahulu, kemudian harus lebih bersabar dan memandang dari sisi positif saja. Obat ini hadir dalam diri klien sendiri dan juga dukungan dari lingkungan klien. Selain itu, klien harus bisa lebih terbuka dengan orang lain yang bisa diajak share dengan baik agar klien tidak memikirkan masalahnya sendiri untuk mencari jalan keluar. Hal ini akan mengurangi sakit kepala yang klien derita. Pergi dari rumah atau lari dari sebuah masalah untuk mencari ketenangan bukanlah jalan yang terbaik. Jalan terbaiknya ada dalam komunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar